Sabtu, 11 Maret 2017

AYAM PETARUNG SULAWESI

     Sulawesi memang bukan daerah penghasil ayam petarung. Tidak banyak ayam petarung dari sana bahkan hampir tidak ada. Kebanyakan ayam petarung yang ada dan dipelihara di Sulawesi adalah ayam petarung yang sudah dikenal di Indonesia dan bukan asli sana, seperti ayam Bangkok dan ayam Birma. Akan tetapi ada satu ayam khas Sulawesi yang eksis di antara serbuan ayam impor di sana. Namanya ayam Tolaki.

         Ayam Tolaki berasal dari daerah Sulawesi Tenggara dan kebanyakan dipelihara oleh masyarakat suku Konawe. Awalnya ia bukanlah ayam petarung melainkan ayam hutan biasa yang dipelihara untuk dimakan daging dan telurnya. Ada adat di masyarakat setempat yang menjadikan ayam Tolaki sebagai persembahan di upacara adat. Tapi belakangan, ayam Tolaki juga dipelihara untuk kemudian diadu, artinya sebagai ayam petarung.
Berikut ini ciri fisik khusus ayam Tolaki dari Sulawesi Tenggara:
-          
     Tubuh tegak dan langsing

Tubuhnya tidak besar cenderung langsing namun tegap. Perawakan ini membuat ayam Tolaki memiliki gerak gesit dan lincah. Dua kemampuan itulah yang sering muncul dalam arena pertarungan.
-    
      Bulu seperti ayam jago pada umumnya

Hampir tidak ada beda antara ayam Tolaki dengan ayam petarung jenis lain. bulunya berwarna kuning berpadu dengan hitam dan coklat. Beberapa ayam mamiliki aksen bulu berwarna putih.
-          
     Jengger Kecil

Ukuran jenggernya relatif kecil dan berwarna merah. Tidak berbeda dengan ayam jantan lain.
-    
      Ekor panjang melengkung

Ekor ayam Tolaki cukup panjang dan melengkung ke bawah. Jika dibandingkan dengan ayam petarung lain, misalnya Bangkok, ekor Tolaki ini lebih panjang.
-       
     Kaki dan Paruhnya berwarna kekuningan

Jika dilihat kaki maupun paruhnya, maka ayam Tolaki memiliki warna yang cerah agak kekuningan.


Itulah beberapa cirri fisik ayam Tolaki dari tanah Sulawesi. Dengan cirri fisik tersebut, ayam Tolaki memiliki gaya bertarung mengandalkan kelincahan dan kegesitan. Di kelas ayam aduan, ayam Tolaki memang bukan yang terbaik. Namun untuk kelas lokal, ayam dari Sulawesi ini patut untuk diperhitungkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar