Minggu, 26 Maret 2017

CIRI DAN KUNGGULAN AYAM ADUAN MAGON

         Banyak ayam aduan yang ada sekarang hari ini adalah hasil persilangan antar ras petarung. Salah satunya adalah ayam Magon. Ayam ini adalah hasil persilangan ayam Pama dari Myanmar dengan Saigon Vietnam. Kedua jenis ayam tersebut adalah jenis unggulan di dunia ayam aduan. Bisa dibayangkan hasil persilangan keduanya bukan. Di negeri asalnya, ayam ini cukup populer dan banyak diternak oleh masyarakat sana. Tetapi keberadaannya di Indonesia masih cukup langka.

       Ayam Magon memiliki penampilan fisik yang kurang lebih sama dengan ayam lain, terutama Bangkok dan kedua ‘orang tuanya’ (ayam Pama dan ayam Saigon). Badannya sebesar ayam Bangkok dan tubuhnya tegap. Jika anda sadar dan teliti menilai ayam, maka akan terasa tulangan ayam Magon ini cukup tebal. Tulangan inilah yang menghasilkan pukulan kuat dan mematikan. Sementara itu, fisik lain seperti kepala, bulu, dan kaki hampir mirip dengan ayam Bangkok.

      Kelebihannya saat bertarung adalah kecepatannya. Cepat dan lincah merupakan senjata utama dari ayam petarung Magon. Kecepatan ini disandingkan dengan kekuatan pukulan yang baik. Membuat lawan sangat sulit untuk menghindar. Dalam menyerang lawannya, ayam Magon akan lebih mengarahkan pukulan ke bagian leher, mata, dan paruh lawannya. Sehingga siapapun lawannya hampir bisa dipastikan akan babak belur setelah bertarung.

        Selanjutnya adalah tentang mental bertarung. Ayam ini memiliki mental yang bagus. Semangat bertarungnya tinggi serta tidak mudah menyerah. Ini merupakan khas ayam aduan dari negeri Syam atau Thailand yang berani dan tidak mudah menyerah. Sementara soal akurasi pukulan, ayam Magon hampir sama saja dengan ayam lain, seperti Bangkok dan Pama.


        Itulah beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ayam Magon. Walaupun terlihat biasa dari deskripsi di atas, sebenarnya ayam Magon lebih hebat dari ayam unggulan di Asia Tenggara, seperti Bangkok, Burma, dan bahkan Pama sendiri (yang dijuluki ayam setan). Mengingat keunggulan yang dimiliki saya kira tidak ada ruginya jika memelihara ayam Magon di Indonesia. Harga memang cukup mahal, tapi keuntungan yang menanti jika berhasil juga tak kalah besar.

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN PANUS

              Tidak banyak orang tahu mengenai ayam Panus. Karena ayam ini tergolong cukup langka. Kalau pun tahu paling hanya nama atau melihat di Internet. Jarang sekali melihat secara langsung. Karena orang Indonesia belum banyak yang memilikinya. Sedikit tentang asal usul ayam Panus akan saya ceritakan di sini. Awalnya, ayam Panus adalah peliharan bangsawan dari kerajaan Thailand. Panus diambil dari nama peternakan. Seiring dengan berjalannya waktu, ayam Panus mulai berkembang dan tidak hanya dimiliki oleh kaum bangsawan saja. Namun tetap saja harganya sangat tinggi.

             Sebagai ayam mahal, Panus memiliki ciri fisik yang agak kurang lebih sama dengan ayam aduan pada umumnya. Baik dari perawakan, bulu, kaki dan variasi warna. Tubuhnya hampir mirip dengan ayam Bangkok, tinggi dan tegap. Sementara beratnya rata-rata 3 Kg untuk yang dewasa. Kakinya besar dan jenjang dengan sisik berwarna putih tulang dan keemasan. Beberapa ayam Panus memiliki penampilan yang unik, yaitu di leher dan kepalanya ‘botak’ alias tidak ditumbuhi bulu maupun rawis. Itulah menjadi ciri fisik dari ayam Panus.

         Sedangkan kelebihan ayam Panus cukup banyak. Sebagai ayam petarungm saya akan membahas gaya bertarung lebih dulu. Dalam hal ini Panus lebih mirip ayam Bangkok, baik itu kekuatan, stamina, dan mental. Namun ayam Panus memiliki keunggulan di segi skill dan teknik. Kalau anda pernah menyaksikan pertarungan ayam Panus secara langsung maupun Video, akan terlihat teknik yang dimiliki ayam Panus. Ayam ini seakan memiliki intelegensi yang menuntunnya saat bertarung. Bagaimana caranya menghindar dari pukulan. Bagaimana saatnya menyerang yang tepat dan efektif tanpa buang tenaga. Semua itu seakan dipunyai oleh ayam dari kerajaan Thailand ini.


         Arah pukulan terutama diarahkan ke bagian tengkuk ayam lawannya. Ini adalah bagian vital yang dengan cepat bisa melumpuhkan lawan. Ayam Panus akan membongkar pertahanan lawan dengan kekuatan yang besar sebelum memukulnya di bagian kepala. Tak heran banyak orang yang sangat menyukai gaya bertarung ayam Panus ini. Sayang harganya untuk saat ini masih cukup mahal.

Sabtu, 25 Maret 2017

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN PAMA

          Ayam Pama adalah salah satu jenis ayam unggulan di dunia sabung ayam. Pecinta sabung ayam tentu sudah banyak yang mengetahui tentang ayam petarung ini karena jumlahnya di Indonesia sudah cukup banyak. Orang pun sudah mulai memeliharanya secara masal. Jika anda pemula dan ingin mengetahui bagaimana ciri fisik dari ayam Pama, ada baiknya membaca sebentar artikel ini.

        Ayam Pama sendiri ada beberapa jenis. Orang mengenalnya ada lima yaitu Pama Gostan, Pama Rambong, Pama Mathai, Pama Saigon, dan Pama Brasil. Semuanya memiliki kemiripan seraca fisik dan kesamaan gaya bertarung. Adanya perbedaan karena dari ayam Pama asil dari Birma (Myanmar) banyak dikawinkan dengan ayam petarung jenis lain.

Secara umum, ayam Pama memiliki ciri-ciri atau penampakan seperti berikut ini: 
- Bentuk tubuh relatif besar. Tidak bongsor tapi lebih besar dari biasanya. Ayam Pama dewasa beratnya dapat mencapai 3,5 Kg. 
- Warnanya unik dan menarik. Dari segi bulu, ayam Pama memiliki bulu yang lebat serta kombinasi warnanya menarik, seperti merah, abu-abu, kuning emas, hijau dan hitam. 
- Kaki ayam Pama tergolong kecil. Bentuknya membulat seperti silinder dan teksturnya kering. Beberapa ayam Pama memiliki warna kaki berbeda. Misalnya Pama Gostan memiliki kulit kaki terang dan Pama Rambong memiliki kaki cenderung gelap.
Itulah beberapa ciri fisik yang dimiliki oleh ayam Pama. Tak ada perbedaan signifikan dari lima jenis Pama. Selain itu, ayam Pama juga memiliki keunggulan dalam hal bertarung yang tidak dimiliki oleh ayam lain.

Keunggulan ayam petarung Pama adalah lincah. Gaya bertarungnya cukup unik yaitu maju mundur. Tentunya dengan sangat cepat. Dengan cepat pula ayam Pama akan menyerang lawannya. Dan lawannya sangat jarang bisa menghindar. Pukulannya cukup akurat. Berada di angka 90% tingkat keakuratan pukulannya. Dalam menyerang lawan, ayam Pama sering mengincar bagian mata, paruh, dan tenggorokan. Ketiganya adalah bagian vital dari ayam. Itulah kelebihan ayam Pama dalam bertarung. Melengkapi ciri fisiknya yang sudah terlebih dahulu disebut di atas.

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN PAKHOY

    Sebagai salah satu jenis ayam petarung, kehadiran ayam Pakhoy terbilang cukup fenomenal. Ia sempat tak terkalahkan di negeri asalnya Thailand. Sedikit flashback, ayam Pakhoy memang diharapkan kelahirannya untuk mengalahkan ayam Pama. Dulu di Thailand, ayam Pama tak dapat dikalahkan bahkan oleh ayam Bangkok. Hanya ayam Phakoy inilah yang bisa. Pakhoy sendiri berasal dari bahasa Thai yang berarti pembunuh iblis (pama).

       Ciri fisik ayam Pakhoy tidak jauh berbeda dengan ayam Bangkok yang biasa kita lihat sehari-hari. Tak ada perbedaan signifikan antara ayam aduan Pakhoy dengan Bangkok karena keduanya bisa dibilang satu ‘trah’. Jika anda ingin mengetahui perbedaannya, maka lihat dan amatilah cara bertarung ayam Pakhoy. Teknik bertarung Pakhoy lebih tinggi dari ayam Bangkok. Serangannya lebih variatif dan tidak monoton. Sehingga ayam Pakhoy mampu mengalahkan ayam Burma atau Pama yang notabene sulit sekali ditaklukkan oleh Bangkok asli.

      Selain memiliki ciri umum, tentunya ayam Pakhoy juga memiliki keunggulan tersendiri. Seperti yang sudah disebutkan di atas, dalam bertarung ayam menggunakan teknik tinggi. Ia lebih lincah dari ayam Bangkok asli. Kecepatan inilah yang digunakan untuk berkelit dari serangan lawan. Bukan itu saja, dengan kelincahannya, ayam Pakhoy mampu berputar-putar mencari celah kelemahan lawan lalu menyerangnya dengan cepat.
Sudut tengoknya lebar. Memudahkan Pakhoy untuk mengalahkan lawan dengan cara mengalung lehernya. Selain itu, pukulannya pun sangat kuat dan tajam. Ayam Pakhoy tidak suka menunggu, akan tetapi langsung serang. Ia sangat agresif dan serangannya bertubi-tubi. Tak jarang lawan langsung ciut nyalinya di awal pertarungan. Dengan gaya bertarung seperti itu ayam Pakhoy memang tidak terlalu superior. Ayam ini memang dipersiapkan untuk menghadapi ayam Pama atau Burma. Sehingga gaya bertarungnya merupakan antithesis dari ayam Pama.

        Itulah beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ayam aduan dari Thailand yang merupakan trah dari Bangkok. Jika anda ingin menjadikannya seekor petarung yang hebat, lebih baik anda fokus untuk melatih mentalnya. Karena terkadang ayam Pakhoy hilang konsentrasi ketika bertarung dalam waktu lama.

Jumat, 24 Maret 2017

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN PERUVIAN

      Ayam aduan Peruvian atau ayam Peru cukup jarang ditemui di Indonesia. Hal ini dikarenakan belum banyak peternak yang melakukan budi daya ayam Peru. Sementara itu faktor lainnya adalah harganya yang cukup mahal. Jika anda ingin membelinya, mungkin harus impor dulu. Walaupun belum banyak dijumpai di Indonesia, cukup penting bagi anda, terutama pecinta ayam aduan untuk mengetahui ciri fisik dari ayam Peruvian dan apa saja keunggulannya.

Ciri-ciri fisik ayam Peruvian Asli 
Yang Pertama adalah tubuhnya relatif sedang. Jika dibandingkan dengan ayam dari Asia Tenggara, ayam Peru ini cenderung setara. Ukuran sepadan untuk ayam Peruvian adalah ayam Shamo dari Jepang. Berat maksimum dari ayam Peru bisa mencapai 3,5 kg saat dewasa.
Yang kedua, ayam Peruvian tubuhnya agak melengkung atau membungkuk. Berbeda dengan beberapa ayam aduan yang memiliki badan tegap, Peruvian justru membungkuk. Namun tidak mengurangi kegarangan dari ayam jenis ini.
Ketiga, memiliki kuping berwarna putih. Jika itu adalah ayam Peruvian asli, maka bagian telinganya akan berwarna putih. Selain itu, warna bulu ayam Peruvian asli tidak jauh berbeda dengan ayam petarung lainnya.

Itulah beberapa ciri khusus yang dimiliki oleh ayam Peruvian. Perlu diketahui bahwa ayam Peru ini banyak jenisnya. Beberapa sudah dikawin silangkan dengan beberapa jenis ayam. Yang di atas adalah ciri Peruvian yang Asli dari Peru, Amerika Latin.

       Lalu bagaimana dengan keunggulan dari ayam itu sendiri. Berikut ini akan saya jelaskan beberapa keunggulan yang dimiliki ayam Peru. Pertama, di Peru sana, ayam ini sering digunakan untuk aduan piso, atau taji. Sehingga senjata utama dan keahlian ayam Peruvian adalah menyerang dengan menggunakan taji. Kedua, pergerakan ayam Peruvian ini cukup lincah. Dalam bertarung, bisa bergerak cepat untuk menghindar maupun menyerang.

         
         Itulah beberapa ciri khusus dan keunggulan ayam Peruvian. Perlu diketahui sekali lagi, ayam Peru banyak sekali jenisnya. Penampakannya pun bisa sangat berbeda dengan ayam Peru yang asli. Di tulisan-tulisan selanjutnya akan saya bahas mengenai jenis ayam Peru hasil persilangan.

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN BRASILIAN

         Seperti namanya, ayam Brasil adalah jenis ayam petarung yang dibudidayakan di daerah Amerika selatan, khususnya Brasil. Bagi para penghobi ayam aduan, tentu tidak asing lagi dengan jenis ayam ini. Namun untuk pemula dan awam, mereka mungkin tidak bisa mengenali jenis ayam petarung Brasil. Ini karena ayam Brasil memang belum banyak jumlahnya di Indonesia. Nah, untuk pengetahuan baru bagi pemula, di sini saya akan menjelaskan beberapa ciri khusus yang dimiliki ayam Brasil dan beberapa keunggulannya.

Ciri fisik ayam Brasilian. 
- Sisik pada kaki-kakinya berwarna putih agak kuning.
- kulitnya berwarna merah terang.
- badannya tinggi dan tegap.
- sorot matanya tajam.

Itulah beberapa ciri fisik ayam aduan Brasil. Sekilas memang tidak jauh dengan ayam jenis lain pada umumnya. Tapi jika anda lihat lebih teliti maka akan berbeda. Itulah mengapa butuh ketelitian untuk mengidentifikasi ayam aduan jenis Brasilian.

Setelah ciri fisik kita ketahui, maka kunggulan apa yang dimiliki oleh ayam Brasilian ini. Tentu ini cukup penting, terutama bila anda ingin memiliki ayam ini dan menjadikannya ayam jagoan anda.
- memiliki tubuh yang besar dan tegap. Faktor ini bisa jadi adalah keunggulan tapi di sisi lain bisa pula menjadi kelemahan. Jika anda tidak melatihnya dengan baik, ini akan menjadi kelemahan. Karena dengan tubuh yang tinggi besar, ayam Brasil tergolong lambat. Bisa jadi bulan-bulanan lawan. Namun, di sisi lain, dengan badannya yang besar pukulannya pun kuat. Sehingga bisa menumbangkan lawan dengan beberapa pukulan. Tentu saja asalkan akurat. Di sini perlu kejelian dalam melatih.
- Memiliki mental bertarung sekeras baja. Ayam Brasil memang dilahirkan untuk bertarung. Sehingga ia memiliki mental yang baik. Tidak takut dengan ayam manapun yang menjadi lawan tandingnya. Mental pantang menyerah juga dimiliki ayam Brasil. Ia tak akan menyerah sampai titik darah penghabisan.

Dari ciri dan gaya bertarung di atas, terlihat ketika bertarung, ayam Brasil lambat panas. Ia akan mulai terlihat serangannya ketika memasuki ‘ronde’ ketiga dalam sebuah pertarungan. Itulah sekilas mengenai keunggulan dan ciri khas ayam Brasil.

Kamis, 23 Maret 2017

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN ASEEL PAKISTAN

         Menarik untuk membahas ciri ayam yang disebut-sebut sebagai ayam petarung paling tua ini. Sedikit flashback, ayam Aseel adalah ayam petarung dari dataran India (dan Pakistan) yang sudah ada sekitar 1500 tahun sebelum masehi. Sebagai nenek moyangnya ayam aduan, karakter fisik ayam Aseel tentu tidak jauh dari ayam aduan yang sekarang kita lihat, karena mereka adalah keturunan. Bisa dibilang anak-cucunya. Bahkan bisa dikatakan ayam aduan yang ada sekarang, ciri fisiknya diturunkan dari ayam Aseel.

     Secara fisik, ayam Aseel terlihat tambun. Perawakannya besar namun tidak terlalu tinggi. Sementara kakinya pun besar dan kokoh. Bulu-bulu di tubuhnya terbilang mirip dengan ayam jantan lain. Yang sedikit membedakan adalah bentuk jenggernya. Ayam Aseel  memiliki jengger yang agak besar. Itu merupakan ciri utama dari ayam aduan Aseel. Selain ciri-ciri fisik yang disebutkan tadi, ayam Aseel juga memiliki keunggulan. Dalam hal ini adalah di arena pertarungan.

- Ayam Aseel adalah ayam cerdas. Mengapa demikian? Ayam Aseel sangat taktis dalam bertarung. Ia seolah tahu kapan saatnya menyerang dan kapan saatnya bertahan dan menunggu.
- Ayam Aseel memiliki stamina yang prima. Entah karena cara pemeliharaan dari sang pemilik atau memang keunggulan dari ayam Aseel sendiri, dalam sebuah pertarungan ayam Aseel dapat bertahan hingga 2 jam non stop. Ini bisa dibilang luar biasa. Karena sangat jarang ayam bisa bertarung non stop selama berjam-jam. Hal ini bisa juga dipengaruhi oleh gaya bertarung ayam yang lebih banyak menunggu alias ‘taktis’.
- Pukulan mematikan. Dengan badan yang besar dan kekar, ayam Aseel memiliki power yang luar biasa. Jika ayam lawan tidak kuat, bisa sekali pukul saja langsung kalah. Kekuatan yang dimiliki ini dipengaruhi oleh besar badannya dan struktur tulang belulangnya yang kuat.

Itulah beberapa keunggulan dari ayam Aseel di arena pertarungan. Memang sudah banyak ayam aduan yang memiliki gaya bertarung yang mirip dengan Aseel. Itu karena ia sudah keturunan keberapa dan telah disilangkan beberapa kali dengan jenis ayam lain sehingga menghasilkan ayam aduan dengan kemampuan baru.

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN SHAMO JEPANG

      Jika dilihat secara sepintas, ayam Shamo lebih mirip ayam Bangkok. Tapi jika disandingkan berdua, maka ayam Shamo dewasa akan lebih besar badannya dari ayam Bangkok yang sudah dewasa. Inilah cirri fisik utama dari ayam aduan yang berasal dari Jepang, yaitu ayam Shamo. Perawakan ayam Shamo jauh lebih besar dari umumnya ayam aduan yang diternak di Indonesia. Sehingga seringkali sangat sulit menemukan lawan tarung yang sepadan untuk Shamo. Bahkan Bangkok saja hanya sedikit yang perawakannya sebesar Shamo.

        Oleh karena itu, ayam Shamo sering diadu dengan sesame ayam Shamo. Tubuh ayam Shamo tinggi dan besar, posturnya tegap bak seorang tentara. Bahkan ayam ini bisa menegakkan badannya hingga 95 derajat sehingga akan membuat lawan ciut nyalinya sebelum bertanding. Secara fisik, seperti bulu, taji, dan jengger, ayam ini tidak terlalu berbeda. Artinya sama dengan ayam jantan pada umumnya. Hanya tubuhnya saja yang besar, bisa mencapai berat 7 kg saat dewasa.

        Dengan keunggulan fisik tersebut, ayam Shamo menjadi hampir selalu ditakuti di arena sabung ayam. Saking besarnya, sangat sulit menembukan lawan yang sepadan. Gaya bertarungnya pun terbilang khas. Ayam Shamo bisa dibilang tidak agresif dan selincah ayam Burma maupun Vietnam. Tapi urusan kekuatan pukulan, ayam Shamo mungkin ada di urutan paling atas, bahkan mengalahkan Bangkok.  Seringkali hanya dengan sekali pukul saja lawan langsung tersungkur dan tidak dapat bangun lagi alias kalah.

          Hal ini tidak lepas dari kekuatan dan akurasi pukulan. Ayam Shamo  memiliki akurasi pukulan yang baik. Ia bahkan bisa menghabisi lawan dengan sekali pukulan di bagian belakang kepala. Ayam manapun akan langsung KO jika dipukul di bagian sensitive itu. Apalagi kekuatan pukulan ayam Shamo yang memiliki perawakan tinggi besar adalah yang terkuat di antara ayam petarung lainnya.
  
          Selain itu, mungkin adalah stamina. Ayam Shamo memiliki stamina dan daya juang yang tinggi sehingga dikenal tak mudah menyerah. Itulah beberapa keunggulan serta ciri fisik dari ayam petarung asal Jepang, ayam Shamo.

Rabu, 22 Maret 2017

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN VIETNAM / SAIGON / GANOI

Ayam aduan Vietnam tidak banyak jumlahnya di Indonesia. Jumlahnya tidak sebanyak ayam aduan Bangkok maupun ayam Burma. Oleh sebab itu tidak banyak pula yang tahu mengenai ciri fisik ayam aduan Vietnam, apalagi mengenai keunggulannya. Namun, bukan berarti ayam Vietnam tidak memiliki keunggulan apa-apa. Dibandingkan dengan ayam Bangkok, ciri dan gaya bertarungnya memang berbeda. Berikut akan saya berikan beberapa ciri ayam aduan Vietnam berserta keunggulannya.

Ciri-ciri ayam aduan Vietnam.
- Secara fisik, sangat mudah membedakan ayam aduan Vietnam dengan ayam lain, seperti ayam Bangkok maupun ayam Burma.
 Sejak lahir, ayam Vietnam tidak memiliki bulu. Jika kita lihat ayam Vietnam dewasa tidak memiliki bulu rapat yang menutupi tubuhnya, itu bukan karena rontok. Melainkan karena sejak lahir memang tidak memiliki bulu. 
- Ayam Vietnam tidak memiliki bulu di bagian leher. Inilah keunikan ayam aduan ini. Walaupun sekujur tubuhnya penuh bulu, tapi bagian leher tidak memiliki sehelai bulu pun. 
- Tidak punya bulu rawis. Mungkin seharusnya di bagian leher yang tidak ditumbuhi bulu ini ditumbuhi bulu rawis seperti umumnya ayam jantan. Tapi ayam Vietnam tidak memilikinya. Sehingga sering juga disebut ayam banci. Seperti ayam betina yang tidak memiliki bulu rawis.

Itulah beberapa ciri fisik yang khas dari ayam aduan Vietnam. Kita yang belum tahu banyak tentang dunia sabung ayam pun akan dengan mudah mengenali jenis ayam ini.
Selain ciri khas fisiknya, ayam Vietnam juga memiliki ciri / gaya bertarung yang khas. 

Beikut adalah gambaran singkat dari gaya bertarung ayam Vietnam.
Ayam Vietnam cukup taktis. Ia seakan tahu kapan saatnya bertahan dan kapan waktu yang tepat untuk menyerang.
Ayam Vietnam pantang menyerah. Ia tidak mudah menyerah walau dihajar habis-habisan. Pilihannya menang atau mati.
Ayam Vietnam lebih trengginas. Ia cukup lincah dalam bertarung. Sehingga sangat pandai menghindari pukulan lawan.


Itulah beberapa keunggulan ayam Vietnam dalam hal bertarung. Untuk pembahasan lebih luas lagi, akan dibahas di artikel-artikel selanjutnya.

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM ADUAN PHILIPIN

          Ayam Philipin adalah salah satu ayam aduan yang paling tangguh di dunia sabung ayam. Ia memiliki senjata andalan pada saat bertarung dengan lawannya, yaitu taji ( jalu ). Karena pada waktu bertarung sering sekali memakai tajinya untuk melukai lawan, akhirnya semua orang menyebutnya ayam ini sering sebagai ayam taji. Seperti yang kita tahu, sesuai namanya juga ayam ini berasal dari Negara tetangga kita Filipina. Ia adalah hasil persilangan dari ayam petarung Thailand dengan ayam kampung di Filipina. Setelah melalui proses yang panjang maka lahirlah ayam petarung yang kita kenal sekarang ini sebagai ayam Philipin .

          Sebagai ayam jantan pada umumnya, ayam aduan Philipin ini memiliki ciri yang lazim, seperti jengger merah yang lebar, kaki yang jenjang dengan taji yang tajam dan panjang, serta ekor yang melengkung indah. Ciri khusus atau khas yang dimiliki ayam aduan Thailand adalah perawakannya yang ramping. Selain itu, kepala ayam Philipin agak sedikit lebih kecil ketimbang ayam lain. ini menyesuaikan dengan bentuk tubuhnya yang ramping. Kaki ayam Philipin terlihat agak lebih pendek dari ayam aduan lain.

Keunggulan ayam Philipin
Dari ciri fisik tersebut menghasilkan gaya bertarung tersendiri bagi ayam Philipin. Beberapa gayanya merupakan keunggulan yang tidak dipunyai ayam lain.

Pertama, Ayam Philipin sangat lincah.
        Dengan ukuran tubuh yang relatif kecil, kelincahan adalah salah satu senjata utama yang dimiliki ayam Philipin . Dengan kelincahannya ayam ini sangat sulit untuk dikalahkan, bahkan oleh ayam yang ukurannya lebih besar. Ayam Philipin sangat pintar menghindar dari pukulan lawan. Berputar-putar sambil menunggu kesempatan menyerang balik.

Kedua, pukulan kuat dan akurat.
         Ayam Philipin  sering mengalahkan lawannya dengan senjata andalan, yaitu taji. Meskipun tubuhnya ramping dan pendek, namun perawakannya kekar. Sehingga pukulannya, terutama dengan taji ( pukul jalu )sangat kuat dan akurat.

Ketiga, mental yang tangguh.
             Dengan tubuhnyai yang kurang ideal, namun kebranian ang pantang mundur ( mental ) yang dimiliki ayam Philipin sangat kuat. Ia tidak pernah takut melawan ayam yang lebih besar posturnya seperti ayam Bangkok maupun Shamo. Ia juga pentang menyerah dan tidak lari dalam pertarungan.

Selasa, 14 Maret 2017

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM PETARUNG BIRMA / BURMA

       Dua ayam petarung paling populer di Indonesia adalah ayam Bangkok dan ayam Burma atau Birma. Setelah sebelumnya membahas tentang ciri ayam Bangkok asli, maka sekarang giliran ayam Burma untuk dibahas. Seperti yang kita tahu Ayam Burma adalah ayam yang berasal dari Negara Burma atau Myanmar. Di Indonesia ayam Burma dikenal memiliki karakter bertarung yang lincah dengan tubuhnya yang relatif lebih kecil ( tulangan tipis ) dari ayam aduan lain, misalnya Bangkok.

Ciri-ciri fisik ayam Burma yang paling menonjol adalah tubuhnya yang relatif kecil pada saat dewasa. Nah, untuk lebih mudah dipahami, berikut daftar singkatnya. Ciri fisik ayam aduan Burma:

- Tubuh lebih kecil dan pendek dari ayam aduan lain, misalnya ayam Bangkok. 
- Struktur tulang ayam Burma relatif kecil namun kuat 
- Matanya bening dan terlihat seperti sedang melotot 
- Jika diperhatikan bulu ayam Burma relatif lebih tebal 
- Sisik di kakinya yang pendek itu memiliki sisik yang bentuknya melingkar dan memenuhi     sekujur kaki. 
- Jika anda cermati, maka ada sedikit warna putih di dalam kupingnya

Itulah beberapa ciri fisik ayam aduan Burma. Memang sepintas hampir sama saja dengan ayam aduan lain. Tapi kalau anda cermati maka akan tampak beberapa perbedaan di tubuh ayam Burma.

      Dari beberapa ciri fisik di atas, ayam Burma memiliki keunggulan khas yang tidak dimiliki oleh ayam petarung lainnya. Dari beberapa keunggulan, yang paling kentara adalah dari cara bertarungnya. Dengan fisik yang lebih kecil, ayam Burma adalah tipe ayam petarung yang lincah. Ia memiliki kaki-kaki yang cepat. Ia bisa menyerang lawannya dengan sekejap dan tanpa terduga. Dengan cara bertarung seperti itu banyak ayam lawan yang kewalahan karena mendapat serangan tiba-tiba.


      Selain cepat, akurasi pukulan ayam Burma juga tergolong baik. Tidak jarang ketika melayangkan pukulan dan lawannya tidak dalam keadaan siap, maka si lawan akan langsung tersungkur. Nah, itulah beberapa keunggulan yang dimiliki ayam Burma. Bagi anda yang ingin melawan ayam Bangkok, ayam Burma bisa dijadikan lawan yang sepadan.

CIRI DAN KEUNGGULAN AYAM BANGKOK

Di Indonesia, ayam yang memiliki perawakan besar dan keberanian dalam bertarung akan disebut ayam Bangkok. Meskipun sebenarnya itu mungkin adalah ayam Vietnam, ayam Filipina, ataupun malah ayam Shamo. Disini seharusnya ada beda ayam Bangkok yang berasal dari Thailand dengan ayam lain yang berasal dari Negara yang berbeda. Nah, untuk membedakannya di sini saya akan menuliskan beberapa ciri ayam Bangkok asli serta keunggulannya yang membedakan dengan ayam jenis lain:
-    
           -      Ayam Bangkok asli Thailand memiliki struktur tulang yang padat.
Berbeda dengan Bangkok yang sudah disilangkan, tulang ayam Bangkok asli lebih keras dan padat. Untuk mengetahuinya, harus diraba langsung. Anda juga harus punya pengalaman untuk mngetahui jenis tulang pada ayam petarung.

-      Ayam Bangkok Asli memiliki pangkal Bulu berwarna kuning.
Jika diteliti lebih dekat lagi, perbedaan ayam Bangkok Thailand dengan Bangkok lokal adalah pada warna pangkal bulu. Ayam dari Thailand akan menunjukan warna kuning. Warna kuning di pangkal bulu tersebut terdapat di berbagai bagian, mulai dari leher, sayap, punggung dan ekor. Memang susah untuk melihatnya. Namun jika anda teliti maka akan terlihat perbedaan itu.

-      Mental Petarung Jelas terlihat pada Bangkok Asli
Cukup riskan untuk melakukan tes ini karena resikonya adalah ayam bisa cacat atau bahkan mati. Harus ada pertarungan jika ingin mengetahui mental ayam petarung. Ayam Bangkok asli sangat pemberani, tidak pernah takut dengan lawan apapun, pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. Sedangkan Bangkok campuran lokal biasanya akan lari ketika sudah merasa tidak bisa melawan.

-      Gaya Bertarung yang Khas
Ayam Bangkok asli dari Thailand akan berbeda gaya bertarungnya dengan ayam Bangkok lokal. Kebanyakan ayam Bangkok memiliki jurus bertarung seperti jurus control, jurus kunci, jurus lari pukul dan sebagainya. Tapi jika dilihat, ayam Bangkok asli melakukannya dengan gerakan yang indah khas seekor ayam petarung.

Itulah beberapa ciri fisik maupun non fisik ayam Bangkok asli berbeda dengan ayam Bangkok lokal hasil kawin silang. Untuk keunggulan ayam Bangkok akan dibahas di artikel lain. 

SEJARAH AYAM PETARUNG VIETNAM / GANOI

             Ayam Vietnam dikenal sebagai salah satu ayam petarung yang memiliki cirri khas tersendiri, baik dari segi fisik maupun gaya bertarungnya. Ciri khas tersebut tidak bisa lepas dari pengaruh ayam lain yang berasal dari luar Vietnam sebenarnya. Seperti yang kita ketahui, bangsa Asia, terutama Asia Selatan dan tenggara telah mengenal sabung ayam jauh sebelum bangsa lain di dunia. Di Vietnam, tradisi sabung ayam sudah ada sejak tahun 1915 menurut salah satu buku yang terbit di Negara itu.

          Karena maraknya sabung ayam, maka orang di Vietnam dulu mencari cari ayam terkuat untuk diadukan. Ayam lokal dari pedalaman hutan Vietnam dianggap tidak cukup kuat apalagi jika menghadapi jenis berbeda yang memiliki kemampuan bertarung yang lebih baik. Lahirnya ayam Vietnam tidak bisa dilepaskan dari ‘peran’ ayam jenis lain seperti ayam Bangkok atau ayam Burma. Walaupun tidak ada data yang jelas maupun bukti tertulis, sudah hampir bisa dipastikan ayam Vietnam sekarang telah melewati banyak sekali kegagalan yang akhirnya mendapat anak baru yang kuat dan tangguh.

        Menarik untuk menelusuru Sejarah Ayam Petarung Vietnam ini. Namun karena keterbatasan sumber tertulis maka sangat sulit untuk menjelaskannya secara rinci. Menurut beberapa orang yang sangat concern terhadap hal ini, perang saudara di Vietnam yang berlangsung lebih dari 4 dekade lalu dan berakhir di tahun 1975 telah menghapus semua catatan penting tentang sejarah Vietnam termasuk catatan tentang sabung ayam dan ayam petarung di sana.

           Namun dilihat dari panjangnya sejarah sabung ayam di Vietnam, besar kemungkinan ayam-ayam tangguh di sana adalah nenek moyang ayam Vietnam hari ini. Orang Vietnam mengambil beberapa kunggulan dari ayam Bangkok untuk disilangkan dengan jenis ayam asli Vietnam. Sejarah juga membahas tantang asal usul kata Ganoi sebagai nama dari ayam petarung Vietnam. Ayam Vietnam kini masih langka ditemukan di Indonesia. Kalaupun ada harganya cukup mahal. Di Vietnam sendiri perkembangan ayam ini cukup baik, sehingga banyak orang mengirimnya ke berbagai Negara di dunia. 

Senin, 13 Maret 2017

SEJARAH AYAM PETARUNG PERUVIAN

             Amreika Selatan bukanlah tempat strategis untuk tumbuhnya ayam petarung secara alami. Oleh karena itu jarang sekali ayam petarung yang merupakan asil endemic Negara Peru. Meskipun di Peru sudah ditemukan permainan sabung ayam sejak tahun 1500an, tapi mereka belum punya ayam khas dalam negeri. Kebanyakan ayam petarung di Peru adalah hasil impor dari Eropa maupun Asia, terutama Eropa. Yang sudah digunakan sebagai ayam petarung di Peru sejak zaman dahulu adalah ayam dari Spanyol atau Spanish game.

         Seperti dilakukan oleh peternak lain di seluruh dunia, untuk menghasilkan keturunan yang lebih bagus, maka salah satu jalannya mengawin silangkannya. Membutuhkan waktu bertahun-tahun utuk menghasilkan ayam jenis baru yang membawa sebagian sifat dari kedua jenis induknya. Hingga saat ini, yang kita lihat ayam Brasilian adalah hasil persilangan antara ayam lokal Amerika Selatan dengan Spanish rooster.

        Setelah menghasil melahirkan ayam petarung yang unggul, maka ayam Peruvian tidak lagi dikawinkan dengan ayam dari jenis ras lain. Akan tetapi dikawinkan dengan sesama Peruvian yang unggul sehingga melahirkan generasi terbaru yang lebih baik dari sebelumnya. Terus menerus hingga saat ini ayam Peru menyebar ke seluruh dunia dan namanya diakui sebagai salah satu ayam petarung unggulan.

      Di Indonesia sendiri tidak diketahui kapan ayam Peruvian mulai masuk dan diternak oleh masyarakat Indonesia. Tidak ada sumber sejarah yang jelas. Tetapi yang pasti jumlahnya saat ini masih sedikit. Artinya masih kalah dengan ayam petarung jenis populer seperti ayam Bangkok dan Ayam Burma. Meskipun demikian, masih tetap ada juga yang memelihara maupunberternak ayam Peruvian karena termasuk tergolong langka hingga harganya yang cukup fantastis.

       Di Negara Peru sendiri sudah sejak dahulu melegalkan sabung ayam. Bahkan aduan ayam mendapat arena tersendiri yang mereka sebut coliseum. Tidak sedikit jumlahnya arena sabung ayam yang terdapat di beberapa kota besar seperti ibukota Lima, dari yang sederhana hingga yang mewah. Hal tersebut menandakan sabung ayam telah menjadi tradisi Negara di sana. Itulah salah satu factor mengapa ayam Peru memiliki teknik bertaurng yang bagus.

SEJARAH AYAM PETARUNG BRAZILIAN

        Ayam Brasil adalah salah satu ayam petarung yang terkenal dengan perawakannya yang besar dan gagah serta gerakannya yang lincah. Sesuai namanya ayam aduan ini berasal dari negeri sepak bola di Amerika Selatan, yaitu Brazil. Sejatinya Negara Brazil tidak memiliki ayam asli sebagai petarung. Ayam petarung Brasilian yang kita kenal saat ini adalah hasil persilangan berbagai jenis ayam.

     Mencuatnya populitas ayam Shamo dari Jepang di awal abad 20 telah membuat namanya terkenal di seluruh dunia. Tidak berapa lama ayam Shamo Jepang mendarat di Brasil. Orang Brasil sendiri lah yang membawa si Ayam Jepang ke negeri samba. Tujuannya adalah untuk menciptakan hibrida ayam baru yang memiliki kemampuan bertarung yang mumpuni.

          Ayam asli Brasil adalah yang disebut Spanish game. Ayam ini sebetulnya tidak terlalu tangguh, apalagi jika diadukan melawan ayam-ayam dari Asia. Maka dari itu orang Brasil berinisiatif untuk menyilangkannya. Setelah disilangkan dan melahirkan beberapa keturunan, muncul lah hibrida gen baru yang terkuat lahir. Mereka menamainya Ayam aduan Brasilian. Sejak saat itu ayam Brasil mendominasi di arena-arena sabung ayam yang tersebar di seluruh Brasil. Oleh karena itu banyak orang Brasil yang tertarik untuk memeliharanya.

          Kabar beritanya, pada waktu tahun 1934, saat menghadapi ramainya sabung ayam di Negara Brasil beserta berbagai akibat negatifnya, pemerintah Brasil melalui sang Presiden saat itu melarang pertarungan ayam (cock finghting). Pemerintah Brasil berdalih bahwa sabung ayam adalah salah satu tindakan menyiksa binatang. Hal ini memang tidak seharusnya dilakukan.

        Namun, hal tersebut tidak menyurutkan passion orang Brasil untuk memelihara ayam petarung. Mereka ingin ras ayam dari Negara mereka akan mendominasi dunia di masa mendatang. Usahanya mereka pun tidak percuma. Lambat tahun akhirnya pemerintah pun tidak mampu lagi melarang maupun menahan kelahiran ayam petarung Brasil. Hungga akhirnya sabung ayam mulai menjalar lagi dari yang tadinya sembunyi-sembunyi.

         Mulai akhir abad 20 ayam Brasil mulai dikenal dunia. Hingga saat ini ayam petarung Brasil telah tersebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Nah, itu lah sekelumit sejarah munculnya ayam petarung Brasil atau Brasilian.

SEJARAH AYAM PETARUNG PAKHOY

              Ayam Phakoy adalah ayam hasil persilangan. Ayam ini merupakan jenis ayam baru yang lahir dari hasil persilangan ayam Siam (Bangkok) dengan ayam Melayu atau ayam Ujung. Nama Phakoy sendiri diambil dari bahasa Thailand Pama-Khoy yang artinya penumpas setan. Pama (setan), Khoy (pembunuh, penumpas). Nama Pama kita kenal adalah jenis ayam dari Myanmar atau Burma. Memang dari situ lah asal usul nama ayam Phakoy.

         Sejarah ayam bangkok yang dominasi sebagai raja ayam petarung mulai goyah sejak kemunculannya ayam Pama (ayam Burma),. Beberapa kali ayam Bangkok kalah tarung melawan ayam Pama dari Myanmar. Meskipun dengan postur tubuh ayam Pama tidak besar dan yang jelas lebih kecil dari pada ayam Bangkok, tapi gaya bertarungnya yang lincah dan gesit, serta pukulan yang akurat mengenai kepala ayam lawan membuat ayam Bangkok kuwalahan. Itu yang menyebabkan orang Thailand menyebut ayam Pama adalah ayam setan.

               Memang sangat dibutuhkan ayam petarung jenis baru ( silangan ) dengan teknik / gaya bertarung yang lebih dari ayam Bangkok untuk menghadapi dan mengalahkan ayam Pama. Ayam yang memiliki perawakan dan seni bertarung ayam Bangkok yang indah dan karakter lain yang lebih kuat sebagai lawan dari ayam Pama agar bisa mengatasi perlawanan ayam dari Myanmar tersebut. Maka ditemukanlan persilangan yang sempurna antara ayam Bangkok dari Thailand dan ayam Ujung dari Malaysia.

                Ayam Ujung memiliki ciri khas bertarung dengan mengandalkan taji. Tanpa perlu mematuk kepala atau menempel dan mengalungkan lehernya, ayam Ujung akan menimpuk dari segala arah dengan tajinya. Perpaduan ini ditambah kekuatan ayam Bangkok membuat ayam Pama alias ayam Burma mati kutu. Maka dari itu ayam yang baru dibudidayakan mulai awal tahun 2000an ini dinamakan pembunuh Pama atau Pama Khoy atau Pakhoy.

                  Awalnya ayam Pakhoy hanya dikembangkan di Negara Thailand saja. Namun sekarang sudah menyebar ke seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia. Ada orang yang menyebut ayam Phakoy dengan sebutan ayam Thailand Selatan kerana memang pertama kali dikembangbiakkan di daerah selatan Thailand, perbatasan dengan Negara Malaysia. Itulah sejarah singkat mengenai ayam jenis baru, si pembunuh setan, ayam Pakhoy.

Minggu, 12 Maret 2017

SEJARAH AYAM PETARUNG ASEEL PAKISTAN / HINDUSTAN

          Ayam Aseel disebut sebagai nenek moyangnya ayam petarung di dunia. Hal ini karena diakui bahwa ayam petarung Aseel adalah jenis ayam petarung paling tua. Ayam ini berasal dari negeri tempat asal sabung ayam mulai dilakukan, yaitu India dan Pakistan. Sebuah naskah berusia kurang lebih 3500 tahun mencatat ada jenis ayam petarung di India yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk ritual keagamaan.
           Hingga saat ini, ayam petarung di dunia mungkin saja adalah anak cucu dari Aseel. Kita tahu sejarah sabung ayam berasal dari India lalu menyebar ke dunia. Siapa yang tahu kalau Bangkok adalah ayam Aseel yang telah mengalami ratusan kali kawin silang senhingga menghasilkan jenis baru seperti yang kita lihat hari ini. Begitu pula ayam Burma, Shamo, Filipina, dan ayam-ayam petarung lain.
       Sebuah kitab bernama “Dharmastrastra Manu” yang berasal dari 1500 tahun SM ditemukan di India. Ada beberapa catatan di sana bahwa sejak saat itu orang-orang di lembah sungai Indus sudah mulai melakukan ternak ayam. Tidak hanya untuk konsumsi, melainkan juga untuk kontes dan tarung. Selama berabad-abad, ayam Aseel telah mengalami banyak sekali perubahan dari segi fisik dan mental bertarungnya.
        Keturunnannya telah melahirkan beberapa jenis ayam Aseel baru, seperti Madras Aseel, Ghant Aseel, dan Sonatol Aseel. Ketiganya memiliki cirri fisik dan gaya bertarung yang berbeda walaupun ada beberapa kemiripan juga. Gaya khas bertarung ayam Aseel adalah menunggu. Ia lambat panas. Tapi staminanya sangat baik. Konon ayam ini mampu bertarung selama dua jam nonstop. Ketika ayam lawan kendur staminanya, Ayam Aseel akan menyelesaikan pertarungan.

         Ayam ini masuk ke Timur Tengah dan terkenak menjadi ayam petarung di sana. Di Turki ayam ini paling  terkenal. Oleh karena itu kata Aseel yang berasal dari bahasa Arab (Asli) diambil menjadi nama ayam hingga sekarang ini. Sejarah Ayam Aseel di Indonesia tidak terlalu banyak diketahui. Hingga saat ini pun sangat langka orang yang mengembangbiakkan ayam Aseel di Indonesia.

SEJARAH AYAM PETARUNG SHAMO JEPANG

               Ayam Shamo adalah jenis ayam petarung dari Jepang. Sedangkan orang Jepang lebih mengenalnya dengan sebutan O-Shamo. Pada abad 16 beberapa orang Jepang membawa beberapa ekor ayam petarung yang sangat mereka unggulkan. Ayam itu berasal dari suatu daerah di Thailand (Syam, Osamo). Diharapkan ayam petarung tersebut berkembang baik di daerah Jepang. Nah, berasal dari nama tempat diambilnya, maka ayam tersebut dinamakan ayam Shamo.

           Zaman dulu bangsa Jepang memang senang berpetualang ke penjuru dunia. Mencari makanan, emas dan hal-hal baru yang nantinya dibawa ke Jepang. Saat berkunjung ke semenanjung Asia di tenggara, mereka menemukan hal unik. Orang-orang di sana ternyata memiliki kebiasaan unik, yaitu sabung ayam. Orang Jepang melihat ayam orang Asia Tenggara itu kuat dan tangguh. Sementara di Jepang, saat itu ayam hanya dijadikan peliharaan untuk hiasan dan konsumsi.

             Berawal dari situ beberapa orang Jepang membawa ayam dari negeri yang mereka kenal dengan sebutan ‘Sham’. Di negeri mereka, di Jepang, ayam tersebut disilangkan agar menghasilkan hibrida ayam baru yang tangguh dan cocok dengan iklim Negara Jepang. maka lahirlah ayam Shamo seperti yang kita kenal sekarang ini. Di Jepang sendiri, ayam ini juga dikenal dengan sebutan king O-Shamo atau rajanya ayam aduan.

             Hal ini merujuk pada kemampuan bertarung ayam Shamo yang bahkan sudah lebih unggul dari nenek moyangnya yang berasal dari Sham. Sekarang di Jepang ayam Shamo sudah dijadikan patokan atau standar ayam petarung di sana. Perawakannya tinggi, ramping, dan kokoh. Ada ayam Shamo yang memiliki kualitas di bawah standar maka diketegorikan ke jenis ayam Shamo yang lain.

             Di Indonesia sendiri tidak diketahui kapan ayam Shamo mulai masuk. Sangat dimungkinkan masuk saat kolonial Jepang menduduki nusantara. Akan tetapi tidak ada bukti tertulis atau foto yang menunjukan hal itu. Dalam beberapa tahun belakangan saja ayam Shamo mulai dikenal di Indonesia. Hanya saja, harganya yang cukup mahal membuat tidak banyak orang yang memiliki ayam Shamo. Itulah singkat mengenai sejarah ayam Shamo.

SEJARAH AYAM PETARUNG PHILIPPINES

              Sabung ayam sudah menjadi budaya turun temurun di Filipina. Aduan ayam sudah ada di Filipina sejak awal millennium kedua. Awalnya tentu dari Asia daratan. Dulu orang Filipina yang pergi ke Tiongkok dan Thailand pulang membawa ayam aduan. Ayam aduan itu kemudian dikawinkan dengan ayam lokal Filipina. Hasilnya sampai sekarang ini yang kita kenal dengan nama ayam Filipina dengan semua karakteristik yang dipunyainya. Saat ini aduan ayam di Filipina menarik banyak sekali penonton. Bahkan diantara paket wisata yang ada di sana menawarkan tontonan adu ayam.

        Tidak begitu diketahui secara persis kapan ayam petarung Filipina masuk ke Indonesia. Mungkin saja sudah lama, sudah sejak dahulu. Namun, baru beberapa tahun belakangan ini nama ayam Filipina banyak dikenal, terutama di kalangan pecinta ayam aduan. Tidak seperti ayam Bangkok, peternak ayam Filipina masih sangat langka di Indonesia. Sehingga penyebarannya pun terbatas. Biasanya pemilik ayam Filipina mendapatkannya dengan impor langsung dari Negara asalnya. Itulah mengapa harga ayam Filipina masih terbilang cukup mahal.

             Ayam petarung Filipina juga dikenal dengan ayam taji. Hal ini karena di Filipina sana sering diadakan sabung ayam taji. Ayam ini memang sangat mengandalkan tajinya yang panjang dan runcing sebagai senjata andalan saat bertarung. Tubuhnya yang relative lebih ramping, membuat gaya bertarung dengan memaksimalkan pukuklan jadi kurang efektif. Namapknya si ayam menyadari kelemahan dirinya itu. Sehingga ia banyak-banyak menggunakan taji daripada pukulan.

           Di Filipina sendiri, sabung ayam kebanyakan mempertunjukkan adu ayam taji. Artinya dengan menggunakan taji ayam-ayam harus menyerang satu sama lain. Selain memiliki taji yang panjang dan runcing, ayam petarung Filipina juga memiliki keunggulan lain dalam bertarung, seperti gesit dan lincah. Hal ini memudahkannya untuk menghindar ketika mendapat serangan. Ia akan menunggu sampai lawan mulai lelah lalu melakukan pukulan taji.

                Ayam Filipina yang memiliki besar dan ukuran yang sama dengan ayam Bangkok bisa mengalahkan ayam petarung itu. Sayangnya masih jarang orang Indonesia yang memiliki ayam jenis ini. Mereka lebih memilih untuk ternak ayam Bangkok yang lebih menguntungkan.

Sabtu, 11 Maret 2017

SEJARAH AYAM PETARUNG BIRMA / BURMA (MYANMAR)

Kawasan Asia tenggara dikenal memiliki beberapa ras ayam petarung unggulan. Selain ayam Bangkok, ada juga ayam petarung Myanmar atau Burma. Dilihat dari namanya saja, sudah tampak jelas bahwa ayam ini berasal dari Negara Myanmar. Pada awal abad 20, ayam Burma hampir dikatakan punah. Di Negara Myanmar sendiri sudah sangat sulit ditemukan. Padahal ayam Burma adalah ayam aduan yang unggul.
Pada tahun 1970an, beberapa spesies ayam Burma yang tersisa ditemukan kembali di Myanmar. Kamudian orang Myanmar mulai mengembangbiakkan ayam tersebut. Hingga saat ini populasi ayam Burma kembali naik. Ayam Burma dikenal memiliki kemampuan bertarung yang baik. Bahkan disebut dapat menandingi ayam petarung yang diklaim paling kuat saat ini, ayam Bangkok.
Ada yang mengatakan orang Myanmar mulai melakukan sabung ayam sejak awal abad 12. Tradisi itu dibawa dari Negara-negara terdekat seperti Tiongkok, India, dan Thailand. Mungkin disebabkan karena itu lah, ayam Burma berevolusi menjadi seekor ayam yang tangguh dalam bertarung.
Di Indonesia sendiri, ayam Burma mulai dikenal belum lama ini. Tidak seperti ayam Bangkok yang sudah lama terkenal, ayam Myanmar baru populer di Indonesia mulai tahun 2011. Orang pertama kali melihat ayam ini pasti menyangka bukanlah ayam petarung. Badannya kecil hanya seukuran ayam kampung biasa. Sehingga dianggap sulit untuk menandingi Bangkok sebagai ayam terkuat. Namun setelah ditarungkan, beberapa kali ayam Burma menang melawan Bangkok.
Hal ini membuat banyak orang keheranan. Ayam yang tidak terlalu besar itu bisa mengalahkan ayam yang badannya tinggi dan besar. Gaya bertarung ayam Burma memang unik sehingga susah sekali untuk ditaklukkan. Justru sering kali si Burma berhasil memenangkan pertarungan dengan ayam jenis lain.

Karakter bertarung dari ayam yang ekornya pendek ini adalah mranggal. Pukulannya kuat dan akurat sehingga dapat mengenai titik vital lawannya. Tubuhnya yang pendek membuat ayam Burma sering ngolong dengan ayam yang lebih tinggi. Akan tetapi saat akan diserang, si Burma dengan kakinya yang lincah mampu pergi menghindar.

SEJARAH AYAM PETARUNG BANGKOK

Di dunia adu ayam, tidak ada yang tidak mengenal ayam satu ini. Ayam yang bernama sama dengan ibu kota Thailand ini merupakan salah satu jenis ayam petarung unggul. Tubuhnya tinggi dan besar. Kakinya jenjang dan kokoh. Tajinya panjang dan runcing. Tidak jarang dalam sebuah pertarungan ayam Bangkok mampu menghabisi lawannya bahkan hanya dengan beberapa serangan saja. Banyak yang penasaran dari mana asal ras ayam Bangkok ini? Mengapa bisa unggul? Berikut ulasan singkat sejarahnya.
Sejarah ayam Bangkok dimulai di negeri Tiongkok. Jadi yang berfikir kalau ayam Bangkok merupakan tulen ayam daerah semenanjung Asia (Thailand, Myanmar, Vietnam, dan Laos) maka bisa direvisi pendapatnya.
Tahun 1400 SM di Tiongkok, permainan (game) sabung ayam sangat marak. Meskipun awalnya dari India, namun berkembang sangat luas di negeri tirai bambu itu. Ras Bangkok sebenarnya adalah hibrida baru hasil persilangan ayam liar asli Tiongkok dengan ayam impor dari daerah Asia Tenggara, terutama Thailand.
Waktu itu orang Tiongkok mencari ayam petarung yang memiliki kemampuan komplet. Nah, muncullah ide untuk menyilangkan ayam tersebut. Untuk menghasilkan hasil persilangan yang unggul seperti sekarang ini pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Butuh berabad-abad dan ratusan percobaan yang dilakukan masyarakat Tiongkok untuk menghasilkan ayam aduan dengan kualitas unggul. Sehingga lahirlah ayam Bangkok yang kita kenal sekarang.
Orang Tiongkok sendiri tidak menyebut ayam aduan dengan kualitas unggul itu dengan sebutan ayam Bangkok (yang kita kenal sekarang). Mereka menyebut ayam hibrida itu dengan nama Leung Hang Qhao. Beberapa kali ayam itu memenangkan kontes sabung ayam di negeri Tiongkok. Tidak lama berselang, orang atau pecinta ayam aduan dari Negara Asia Tenggara mulai memeliharanya.

Kebanyakan mereka berasal dari Thailand dan entah mengapa ayam hibrida dari Tiongkok itu lebih sempurna ditangan orang negeri gajah putih itu. Melihat fakta tersebut, pecinta aduan ayam Nusantara mulai mengimportnya dari Thailand. Karena ibukota Negara tersebut adalah Bangkok, maka saat ini ayam tersebut dikenal di Indonesia dengan sebutan ayam Bangkok.

AYAM PETARUNG SULAWESI

     Sulawesi memang bukan daerah penghasil ayam petarung. Tidak banyak ayam petarung dari sana bahkan hampir tidak ada. Kebanyakan ayam petarung yang ada dan dipelihara di Sulawesi adalah ayam petarung yang sudah dikenal di Indonesia dan bukan asli sana, seperti ayam Bangkok dan ayam Birma. Akan tetapi ada satu ayam khas Sulawesi yang eksis di antara serbuan ayam impor di sana. Namanya ayam Tolaki.

         Ayam Tolaki berasal dari daerah Sulawesi Tenggara dan kebanyakan dipelihara oleh masyarakat suku Konawe. Awalnya ia bukanlah ayam petarung melainkan ayam hutan biasa yang dipelihara untuk dimakan daging dan telurnya. Ada adat di masyarakat setempat yang menjadikan ayam Tolaki sebagai persembahan di upacara adat. Tapi belakangan, ayam Tolaki juga dipelihara untuk kemudian diadu, artinya sebagai ayam petarung.
Berikut ini ciri fisik khusus ayam Tolaki dari Sulawesi Tenggara:
-          
     Tubuh tegak dan langsing

Tubuhnya tidak besar cenderung langsing namun tegap. Perawakan ini membuat ayam Tolaki memiliki gerak gesit dan lincah. Dua kemampuan itulah yang sering muncul dalam arena pertarungan.
-    
      Bulu seperti ayam jago pada umumnya

Hampir tidak ada beda antara ayam Tolaki dengan ayam petarung jenis lain. bulunya berwarna kuning berpadu dengan hitam dan coklat. Beberapa ayam mamiliki aksen bulu berwarna putih.
-          
     Jengger Kecil

Ukuran jenggernya relatif kecil dan berwarna merah. Tidak berbeda dengan ayam jantan lain.
-    
      Ekor panjang melengkung

Ekor ayam Tolaki cukup panjang dan melengkung ke bawah. Jika dibandingkan dengan ayam petarung lain, misalnya Bangkok, ekor Tolaki ini lebih panjang.
-       
     Kaki dan Paruhnya berwarna kekuningan

Jika dilihat kaki maupun paruhnya, maka ayam Tolaki memiliki warna yang cerah agak kekuningan.


Itulah beberapa cirri fisik ayam Tolaki dari tanah Sulawesi. Dengan cirri fisik tersebut, ayam Tolaki memiliki gaya bertarung mengandalkan kelincahan dan kegesitan. Di kelas ayam aduan, ayam Tolaki memang bukan yang terbaik. Namun untuk kelas lokal, ayam dari Sulawesi ini patut untuk diperhitungkan. 

Jumat, 10 Maret 2017

AYAM PETARUNG MADURA

                MADURA, selain dikenal dengan karapan sapi juga memiliki tradisi sabung ayam yang kuat. Tradisi tersebut sudah ada di pulau yang masuk provinsi Jawa Timur itu sejak lama. Namun, Madura tidak banyak memiliki ayam petarung khas dari daerahnya. Yang ada adalah ayam luar Madura yang dipelihara di sana sampai turun temurun sehingga menjadikan anakan baru. Misalnya saja Bangkok Madura dan Sumenep dan Bangkalan. Tetapi tetap saja itu bukanlah ayam asli tanah Madura.

               Nah yang asli dari Madura (bukan didatangkan dari daerah lain) ada juga ternyata, yaitu ayam Gaok. Tapi Gaok yang dianggap sebagai Ayam petarung Madura, tidak memiliki kemampuan beradu yang mumpuni. Oleh kerana itu hampir pasti kalah kalau diadu dengan ayam aduan dari ras unggul semisal ayam Bangkok. Ayam Gaok diadu dengan ayam Gaok dan kebanyakan bukan untuk pertarungan sungguhan. Hanya untuk bersenang-senang dan hiburan

                  Ayam Gaok jantan memiliki tubuh yang ‘atletis’, besar dan tegap. Biasanya Gaok jantan memiliki bulu berwarna putih, kehijauan dan hitam atau perpaduan warna tersebut. Di Madura sendiri ayam Gaok justru banyak diternak sebagai ayam pedaging. Ironis memang, dengan perawakan yang tegap serta besar, seharusnya ayam Gaok bisa jadi petarung yang unggul. Mungkin awalnya ayam Gaok tidak dididik untuk bertarung.

      Orang Madura menjadikan ayam Gaok sebagai ayam pedaging karena pertumbuhannya sangat cepat. Ukurannya saat dewasa pun bisa mencapai 4 Kg. Betinanya mampu menghasilkan telur sampai 50 butir setiap tahunnya. Itulah mengapa orang Madura lebih senang menjadikan ayam Gaok sebagai pedaging dari pada ayam aduan. Kebanyakan arena aduan di Madura mempertarungkan ayam Bangkok Madura. Hal ini karena sifat ayam Bangkok sebagai petarung tulen dan kemampuan bertarungnya yang unggul.

              Hingga saat ini belum ditemukan ayam khas Madura yang bisa dijadikan aduan yang unggul. Mungkin diperlukan kreatifitas orang lokal sana untuk menciptakannya. Dengan mengandalkan ayam Gaok untuk dilatih menjadi ayam petarung, mungkin di masa depan Madura bisa memiliki ayam petarung yang handal. Mengingat perawakan ayam Gaok cukup ideal sebagai seekor ayam petarung.

AYAM PETARUNG SUMATRA

                 Tidak banyak ayam petarung dari pulau Sumatra. Dari beberapa jenis ayam khas Sumatra yang terkenal, seperti ayam Burgo, ayam Kukuak Balenggek, dan ayam Black Sumatra, hanya yang terakhir itulah yang merupakan ayam petarung. Ayam Burgo dan ayam Kukuak Balenggek dikenal sebagai ayam hias karena suaranya yang unik dan nyaring. Sementara kemampuan bertarungnya di bawah rata-rata dan memang bukan merupakan keahlian kedua ayam tersebut.

              Satu-satunya ayam petarung dari Sumatra yang dikenal dari dulu hingga hari ini adalah ayam Black Sumatra. Nama Black diambil dari bulunya yang berwarna hitam. Yang memberi nama bukan orang Sumatra atau Indonesia, akan tetapi orang barat dari Amerika dan Eropa. Ayam hitam Sumatra ini habitatnya adalah hutan pedalaman Sumatra. Sejatinya ia adalah alam liar. Namun mulai tahun 1900an banyak orang yang memeliharanya. Sayangnya bukan orang Sumatra asil, namun kebanyakan orang dari luar negeri, terutama Amerika dan Eropa.
          
          Karena pada waktu itu ayam hitam Sumatra ini diekspor ke luar negeri dan tidak ada orang lokal yang menternaknya, maka populasi Black Sumatra semakin sedikit. Saat ini bahkan hampir punah. Untuk menemukan orang memelihara ayam ini pun susah. Karena kebanyakan orang Eropa dan Amerika lah yang memeliharanya.                
             
            Di luar negeri, ayam hitam Sumatra tidak terutama dijadikan ayam aduan atau ayam petarung melainkan ayam hias. Hal ini karena ayam Black Sumatra memiliki keindahan tersendiri. Bulunya hitam lebat, ukuran badannya ideal (tidak pendek dan tidak terlalu tinggi). Suara kokoknya pun terbilang nyaring.

             Akan tetapi perkembangannya hari ini, Black Sumatra dijadikan ayam petarung. Banyak orang lokal yang sadar akan potensi ayam yang mirip ayam Cemani ini. Gaya bertarungnya yang gesit dan lincah membuat lawan sangat sulit untuk mengenainya. Selain itu, ayam hitam Sumatra memiliki taji yang panjang dan runcing yang bisa mengakibatkan luka fatal ketika bertarung. Oleh karena itu beberapa kali ayam berbulu hitam ini memenangi aduan melawan ayam petarung dari luar negeri seperti Bangkok.

AYAM PETARUNG BALI

                  Beberapa daerah di Indonesia memiliki ayam khas masing-masing. Bali menjadi salah satunya. Di Bali ada ayam Olagan dan ayam betet yang dikenal sebagai ayam petarung. Namun ayam Olagan dinilai lebih unggul dari pada ayam lainnya. Ayam Betet biasanya diadu dengan sesame jenisnya. Jika dihadapkan dengan ayam petarung jenis lain, Bangkok misalnya, ayam Betet tidak akan menang. Biasanya ayam Betet ditarungkan saat ada ritual keagamaan saja. Selebihnya hanya untuk ternak dan peliharaan.

               Ayam Olagan atau ayam Bali dikenal memiliki kemampuan bertarung yang cukup bagus. Meskipun masih tidak sepopuler ayam Bangkok maupun ayam Birma, ayam Olagan ini tidak kalah tangguh. Tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan ayam Bangkok. Oleh karena itu, saat diadu dengan ayam yang lebih besar badannya ayam Olagan sering ngacir atau kabur. Setidaknya menurut pengalaman beberapa orang yang pernah mengadunya.
Beberapa cirri ayam Olagan atau ayam Bali diantaranya:
-          
     Bentuk Tubuh Kecil.

Jika disandingkan dengan ayam Bangkok atau ayam Filipina misalnya, ayam Olagan pasti tampak lebih kecil. Tubuhnya akan tumbuh paling besar hanya seukuran ayam kampung.
-     
     Tidak ada bulu di lehernya

Inilah uniknnya ayam Olagan. Lehernya tidak ada bulunya. Sehingga sangat mudah untuk mengenali ayam Olagan.
- 
       Jengger Kecil

Jangan bayangkan pejantan Olagan akan memiliki jengger merah yang besar seperti ayam petarung lain. Ayam Bali / Olagan memiliki jengger yang ukurannya mini.
- 
        Kaki Halus

Jika biasanya kita melihat ayam petarung memiliki kaki kokoh dengan sisik yang kasar dan kuat, maka kaki ayam Olagan tidak sekasar itu. Meskipun bukan berarti tidak kuat dan kokoh. Keseimbangan dalam bertarung dan pergerakan yang lincah menunjukan ayam Olasan memiliki kekuatan di kakinya.

Nah, itulah beberapa cirri ayam Olasan atau Ayam Bali sebagai salah satu ayam khas Bali yang memiliki jiwa petarung. Sangat khas memang, tidak bisa disamakan dengan ayam petarung lain. Meski begitu, ayam Olasan ini pun memiliki keunggulan, yaitu daya tahan tubuhnya yang baik. Ia tidak mudah terkena ataupun tertular penyakit.

Kamis, 09 Maret 2017

AYAM PETARUNG DI TANAH JAWA



           Ayam petarung banyak sekali jenis dan asalnya. Dari mulai dalam negeri sampai penjuru dunia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis ayam petarung. Ayam-ayam tersebut berasal dari beberapa pulau di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan lain-lain. Setiap daerah memiliki ayam petarung dengan karakteristik yang berbeda dengan daerah lain. misalnya; ayam petarung Sumatera berbeda dengan ayam petarung Madura, ayam petarung Jawa berbeda dengan ayam Bali, ayam petarung Kalimantan berbeda dengan ayam Sulawesi dan lain sebagainya.

           Ayam dari pulau Jawa kebanyakan bukan dari ras petarung. Tidak sedikit dari ayam yang ada di Jawa adalah ayam kampung (jago jawa) dan dianggap tidak memiliki kemampuan bertarung sehebat ayam lainnya. Hal ini karena kebanyakan mental bertarung ayam jawa tidak sehebat dengan ayam petarung lainnya khususnya seperti ayam Bangkok, ayam Shamo, maupun ayam Aseel yang memiliki mental baja dalam bertarung. Namun ada juga ayam kampong Jawa yang kualitas bertarungnya baik, misalnya adanya legenda ayam Cidelaras, legenda ayam Ciung Wanara, dan ayam Ciparage. Ayam Ciparage juga ayam khas Jawa tepatnya Jawa Barat di daerah pesisir utara.

           Meskipun tergolong ayam petarung, Ayam Ciparage tidak memiliki tubuh yang tinggi tegap. Ukuran tubuhnya lebih kecil dan pendek dibanding ayam petarung lainnya seperti ayam Bangkok atau ayam Filipina. Dengan tubuh kecilnya itu ayam Ciparage bertarung mengandalkan kecepatan dan kelincahan. Pukulannya memang tidak kuat, tapi akurat dan bertubi-tubi. Sehingga bisa membuat lawan tidak bisa menyerang balik sampai akhirnya KO.
Ayam Jawa lain bukan tipe ayam petarung. Sering kali pada waktu ditarungkan dengan ayam yang memang berkarakter petarung, ayam hanya akan bertahan sebentar lalu kabur karena tidak kuat menahan pukulan. Tetapi, ada juga ayam ‘blasteran’ Jawa Bangkok atau biasa disebut cokolan yang berasal dari beberapa daerah di pulau Jawa.
Aslinya, ayam Bangkok Jawa bukan berasal dari ras ayam Jawa melainkan Thailand / Bangkok. Namun, karena sudah dipelihara dan dikembangbiakkan di Jawa, sudah tidak terlalu kelihatan lagi embel-embel ‘Bangkok-nya’. Misalnya yang cukup terkenal adalah ayam Bangkok Kebumen. Seorang pecinta ayam petarung membawa ayam petarung unggul dari Thailand untuk dipelihara di daerah Gombong Kebumen. Hingga saat ini populasinya cukup banyak dan diminati juga oleh para pecinta sabung ayam.

Kita tahu ayam petarung di tahah Jawa memang tidak banyak jumlahnya. Namun justru di pulau Jawa budaya sabung ayam berkembang cukup pesat.